Termasuk aku sendiri yang sampai sekarang masih sangat menikmatinya.Pada umumnya anak remaja nongkrongnya di pinggir-pinggir jalan,pusat kota, atau di tempat-tempat hiburan.Tapi itu tidak menjadi tempat favoritku.karna, walau bagaimanapun sedikit banyaknya aku sudah ngerti batasan-batasan pergaulan.Aku lebih memilih beranda masjid menjadi tempat bergaul pada malam hari.Ya mungkin kalau di masjid akan lebih terjaga pergaulannya dan mumgkin lebih dianggap sopan. Seperti malam-malam biasanya,aku dan teman-teman duduk sambil ngobrol di teras masjid.Awalnya banyak orang yang juga berada disitu.Mulai dari anak muda sampai generasi bapak-bapak.Perbincangan awal masih sekitar masalah kampung, dan kemudiandisambung curhat para bapak-bapak yang sudah kuwalahan menangani kenakalan anaknya yang semakin hari semakin menjadi-jadi.Malam semakin larut dari pihak bapak-bapak mulai meninggalkan masjid menuju rumahnya untuk istirahat.Yang akhirnya tinggal 3 orang yang masih berada di tempat, termasuk aku sendiri.Ya maklum-lah,kami masih berstatus bujang. Perbincangan kali ini sedikit berubah, yang tadinya berbicara masalah sosial, kini berubah menjadi perbincangan yang lebih pribadi.Obrolan masalah pribadi ini dibuka oleh temanku yang bernama Azza.”Kapan kita nikah ?”. candanya, dan spontanitas kami ber-3 tertawa dengan nada agak sedikit tertahan, karna waktu sudah larut malam daan kami berada di teras masjid.Kemudian masih dengan pertanyaan Azza yang sengaja mengarahkan pertanyaan kepadaku,” Kapan kamu nikah, selak tuwek, selak elek ?”.Masih dengan gaya candanya Si Azza.Aku sih tidak menjawab, dan hanya aku jawab dengan seyum saja, karna mungkin bingung juga mau aku jawab apa.Si Azza pun mulai bicara dengan nada yang agak berubah, dia bicara dengan nada serius dan nada kedewasaannya.Padahal Azza itu lebih muda dari aku. Dengan bahasan ringan Azza mulai berbicara.”Waktu terus berjalan, sedangkan kita hanya bersantai-santai duduk seperti tak ada harapan untuk masa depan besok.Kita juga menginginkan seperti bapak-bapak tadi to ?.Punya pendamping hidup yang senantiasa setia menemani kita dikala suka maupun duka”.Kalimat pembuka yang semakin membuat aku deg-degan.”Kan usia kalian sudah siap untuk mencari pendamping tunggu apa lagi ?”. Kali ini kayaknya memang sengaja Azza mengarahkan pertanyaannya kepadaku.Sambil terus Azza berbicara, aku semakin berfikir.”Betul juga ya” gumamku dalam hati. Ya memang usiaku sekarang sudah saatnya untuk melepas masa lajang.Si Azza pun juga menyindir masalah usia laki-laki yang sudah saatnya berkeluarga.Sambil terus memberikan nasihatnya, Azza terus mengarahkan pandangannya kepadaku.” Kok kayaknya Azza memeng sengaja mengarah kepadaku sih, padahalkan ada temanku yang satunya.kenapa aku yang dilihatnya terus”. Mungkin dia merasa bahwa aku yang dianggapnya lebih siap daripada teman yang juga berada didekatku. Azza masih terus berbicara masalah ini, dan aku semakin menikmati suasana malam itu.Walau dalam keadaanya santai, tapi kepalaku semakin terpacu untuk memikirkan masalah ini.Banyak argument yang dilontarkan Azza, mulai dari hal-hal yang logis, sampai ke kalimat-kalimat yang dinukil dari manusia yang mulia yang membawa risalah agama ini.Aku semakin heran dan penasaran, dari mana dia belajar masalah ini.Padahal masalah usia dia-kan lebih muda dari aku.Dan seharusnya aku sudah belajar seperti dia.Tanpa rasa segan aku bertanya kepadanya dengan nada agak bercanda sesuai karakter dia yang suka bercanda,” Kok tau ?”. Tapi dia menjawab dengan jawaban yang agak serius,”Aku-kan pernah membaca”. “Memang semua laki-laki termasuk kita menginginkan pendamping yang terbaik.Kalau bisa sih yang cantik,kaya,karturunan orang yang baik,dan agamanya kuat.Tapi, perlu kita ketahui,cantik,kaya,keturunan orang baik tidak menjamin kebahagiaan kita dalam rumah tangga.Istri yang cantik itu tidak menjadi no.1. Istri yang solihah-lah yang bisa menjamin kebahgiaan kita.Istri yang taat-lah yang InsyaAllah dapat memberikan ketentraman hidup.Dan istri yang taat akan kita jumpai kecuali Istri yang Solihah.Bayangkan saja seandainya kita memiliki istri cantik, tapi tidak taat kepada kita.Apakah dia bisa membawa ketentraman hidup.Setiap hari berselisih pendapat dan pada akhirnya keharmonisan hidup tidak kita dapatkan.Padahal tujuan utama pernikahan adalah untuk Menjalin Kasih dan Sayang (Mawadatan Wa Rahmah)”. Ujar Azza yang kali ini dengan nada sangat serius. Kalimat itu terus merasuki pikiran dan rongga hati-ku.Memiliki pasangan yang solihah.Padahal Wanita solihah hanya akan dimiliki oleh laki-laki soleh.Akupun merasa bahwa aku masih jauh dari predikat laki-laki soleh, dan aku menginginkan wanita solihah.Apa itu mungkin ?.Dan satu kalimat Azza yang menjadi motivasiku,”Aku-kan pernah baca”. Dari segi bicaranya, Azza kelihatan sudah sering membaca atau mungkin menghadiri langsung kajian masalah ini. Tanpa terasa waktu sudah lewat tengah malam.Tak terasa sudah lebih dari satu jam kami ngobrol masalah ini.Sebenarnya aku tak ingin segera mengakhiri pembicaraa ini, tapi bagaimana lagi, besok aku masih harus berkerja dan juga aku lihat temanku yang satunya sudah terlihat ngantuk yang dari tadi hanya diam mendengarkan tanpa berkomentar.Sebelum kami beranjak pulang, Azza memberikan pesan terakhirnya malam itu.”Sebentar lagi 2011 berlalu dan kita segera memasuki tahun 2012.Kamu harusnya lebih serius memikirkan hal ini”. Setelah mendapatkan banyak masukan malam itu, aku menjadi lebih bersemangat untuk merencanakan langkahku selanjutnya.Aku mencoba banyak membaca seperti yang diutarakan Azza.Membeli majalah yang cukup populer dikalangan kami.dua edisi terakhir kebetulan menyajikan materi seputar pernikahaan.yah, tepat sekali seperti yang aku cari.Dari majalah itu bagiku cukup memberikan materi tentang persiapan-persiapan sekaligus problematikanya.Walau kadang aku sedikit ragu untuk masalaah ini, terlebih pada masalah finansial.Tapi aku harus segera menghilangkan pikiran-pikiran yang membuat ragu itu.aku harus yakin bahwa rezeki datnganya dari Allah.Allah akan memberikan rezeki kepada hambanya yang senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan.Walau mungkin kalau dihitung dari jumlahnya relatif sedikit, tapi yang aku harapkan rizki yang barokah.Sedikit tapi barokah lebih baik dibanding banyak tapi tidak barokah.Terlebih aku juga teringat pernyataan bahwa Sesungguhnya menikah itu mendatangkan keberkahan dan mengalirkan rezeki. Mulai saat ini aku harus mempersiapkan segalanya.Materi,mental dan memperbaiki perbuatan-perbuatanku yang mungkin sudah banyak menyimpang dari jalan yang seharusnya yang mungkin tidak aku sadari. Aku harus memperbaiki Akhlaq Aku harus meluruskan niat Aku harus meluruskan Akidah Aku harus menguatkan iman Aku harus mempersiapkan diri Rasulullah SAW bersabda,” Dunia ini adalah perhiasan.Dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita solihah”. (HR.Muslim) Wanita Solihah merupakan penentram batin.Penyemangat jiwa dikala susah.Tutur katanya menetramkan batin.Apabila dipandang menyejukkan hati, bukan karna parasnya tapi karna perbuatannya.
Renungan Cinta Beranda Masjidku
Termasuk aku sendiri yang sampai sekarang masih sangat menikmatinya.Pada umumnya anak remaja nongkrongnya di pinggir-pinggir jalan,pusat kota, atau di tempat-tempat hiburan.Tapi itu tidak menjadi tempat favoritku.karna, walau bagaimanapun sedikit banyaknya aku sudah ngerti batasan-batasan pergaulan.Aku lebih memilih beranda masjid menjadi tempat bergaul pada malam hari.Ya mungkin kalau di masjid akan lebih terjaga pergaulannya dan mumgkin lebih dianggap sopan. Seperti malam-malam biasanya,aku dan teman-teman duduk sambil ngobrol di teras masjid.Awalnya banyak orang yang juga berada disitu.Mulai dari anak muda sampai generasi bapak-bapak.Perbincangan awal masih sekitar masalah kampung, dan kemudiandisambung curhat para bapak-bapak yang sudah kuwalahan menangani kenakalan anaknya yang semakin hari semakin menjadi-jadi.Malam semakin larut dari pihak bapak-bapak mulai meninggalkan masjid menuju rumahnya untuk istirahat.Yang akhirnya tinggal 3 orang yang masih berada di tempat, termasuk aku sendiri.Ya maklum-lah,kami masih berstatus bujang. Perbincangan kali ini sedikit berubah, yang tadinya berbicara masalah sosial, kini berubah menjadi perbincangan yang lebih pribadi.Obrolan masalah pribadi ini dibuka oleh temanku yang bernama Azza.”Kapan kita nikah ?”. candanya, dan spontanitas kami ber-3 tertawa dengan nada agak sedikit tertahan, karna waktu sudah larut malam daan kami berada di teras masjid.Kemudian masih dengan pertanyaan Azza yang sengaja mengarahkan pertanyaan kepadaku,” Kapan kamu nikah, selak tuwek, selak elek ?”.Masih dengan gaya candanya Si Azza.Aku sih tidak menjawab, dan hanya aku jawab dengan seyum saja, karna mungkin bingung juga mau aku jawab apa.Si Azza pun mulai bicara dengan nada yang agak berubah, dia bicara dengan nada serius dan nada kedewasaannya.Padahal Azza itu lebih muda dari aku. Dengan bahasan ringan Azza mulai berbicara.”Waktu terus berjalan, sedangkan kita hanya bersantai-santai duduk seperti tak ada harapan untuk masa depan besok.Kita juga menginginkan seperti bapak-bapak tadi to ?.Punya pendamping hidup yang senantiasa setia menemani kita dikala suka maupun duka”.Kalimat pembuka yang semakin membuat aku deg-degan.”Kan usia kalian sudah siap untuk mencari pendamping tunggu apa lagi ?”. Kali ini kayaknya memang sengaja Azza mengarahkan pertanyaannya kepadaku.Sambil terus Azza berbicara, aku semakin berfikir.”Betul juga ya” gumamku dalam hati. Ya memang usiaku sekarang sudah saatnya untuk melepas masa lajang.Si Azza pun juga menyindir masalah usia laki-laki yang sudah saatnya berkeluarga.Sambil terus memberikan nasihatnya, Azza terus mengarahkan pandangannya kepadaku.” Kok kayaknya Azza memeng sengaja mengarah kepadaku sih, padahalkan ada temanku yang satunya.kenapa aku yang dilihatnya terus”. Mungkin dia merasa bahwa aku yang dianggapnya lebih siap daripada teman yang juga berada didekatku. Azza masih terus berbicara masalah ini, dan aku semakin menikmati suasana malam itu.Walau dalam keadaanya santai, tapi kepalaku semakin terpacu untuk memikirkan masalah ini.Banyak argument yang dilontarkan Azza, mulai dari hal-hal yang logis, sampai ke kalimat-kalimat yang dinukil dari manusia yang mulia yang membawa risalah agama ini.Aku semakin heran dan penasaran, dari mana dia belajar masalah ini.Padahal masalah usia dia-kan lebih muda dari aku.Dan seharusnya aku sudah belajar seperti dia.Tanpa rasa segan aku bertanya kepadanya dengan nada agak bercanda sesuai karakter dia yang suka bercanda,” Kok tau ?”. Tapi dia menjawab dengan jawaban yang agak serius,”Aku-kan pernah membaca”. “Memang semua laki-laki termasuk kita menginginkan pendamping yang terbaik.Kalau bisa sih yang cantik,kaya,karturunan orang yang baik,dan agamanya kuat.Tapi, perlu kita ketahui,cantik,kaya,keturunan orang baik tidak menjamin kebahagiaan kita dalam rumah tangga.Istri yang cantik itu tidak menjadi no.1. Istri yang solihah-lah yang bisa menjamin kebahgiaan kita.Istri yang taat-lah yang InsyaAllah dapat memberikan ketentraman hidup.Dan istri yang taat akan kita jumpai kecuali Istri yang Solihah.Bayangkan saja seandainya kita memiliki istri cantik, tapi tidak taat kepada kita.Apakah dia bisa membawa ketentraman hidup.Setiap hari berselisih pendapat dan pada akhirnya keharmonisan hidup tidak kita dapatkan.Padahal tujuan utama pernikahan adalah untuk Menjalin Kasih dan Sayang (Mawadatan Wa Rahmah)”. Ujar Azza yang kali ini dengan nada sangat serius. Kalimat itu terus merasuki pikiran dan rongga hati-ku.Memiliki pasangan yang solihah.Padahal Wanita solihah hanya akan dimiliki oleh laki-laki soleh.Akupun merasa bahwa aku masih jauh dari predikat laki-laki soleh, dan aku menginginkan wanita solihah.Apa itu mungkin ?.Dan satu kalimat Azza yang menjadi motivasiku,”Aku-kan pernah baca”. Dari segi bicaranya, Azza kelihatan sudah sering membaca atau mungkin menghadiri langsung kajian masalah ini. Tanpa terasa waktu sudah lewat tengah malam.Tak terasa sudah lebih dari satu jam kami ngobrol masalah ini.Sebenarnya aku tak ingin segera mengakhiri pembicaraa ini, tapi bagaimana lagi, besok aku masih harus berkerja dan juga aku lihat temanku yang satunya sudah terlihat ngantuk yang dari tadi hanya diam mendengarkan tanpa berkomentar.Sebelum kami beranjak pulang, Azza memberikan pesan terakhirnya malam itu.”Sebentar lagi 2011 berlalu dan kita segera memasuki tahun 2012.Kamu harusnya lebih serius memikirkan hal ini”. Setelah mendapatkan banyak masukan malam itu, aku menjadi lebih bersemangat untuk merencanakan langkahku selanjutnya.Aku mencoba banyak membaca seperti yang diutarakan Azza.Membeli majalah yang cukup populer dikalangan kami.dua edisi terakhir kebetulan menyajikan materi seputar pernikahaan.yah, tepat sekali seperti yang aku cari.Dari majalah itu bagiku cukup memberikan materi tentang persiapan-persiapan sekaligus problematikanya.Walau kadang aku sedikit ragu untuk masalaah ini, terlebih pada masalah finansial.Tapi aku harus segera menghilangkan pikiran-pikiran yang membuat ragu itu.aku harus yakin bahwa rezeki datnganya dari Allah.Allah akan memberikan rezeki kepada hambanya yang senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan.Walau mungkin kalau dihitung dari jumlahnya relatif sedikit, tapi yang aku harapkan rizki yang barokah.Sedikit tapi barokah lebih baik dibanding banyak tapi tidak barokah.Terlebih aku juga teringat pernyataan bahwa Sesungguhnya menikah itu mendatangkan keberkahan dan mengalirkan rezeki. Mulai saat ini aku harus mempersiapkan segalanya.Materi,mental dan memperbaiki perbuatan-perbuatanku yang mungkin sudah banyak menyimpang dari jalan yang seharusnya yang mungkin tidak aku sadari. Aku harus memperbaiki Akhlaq Aku harus meluruskan niat Aku harus meluruskan Akidah Aku harus menguatkan iman Aku harus mempersiapkan diri Rasulullah SAW bersabda,” Dunia ini adalah perhiasan.Dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita solihah”. (HR.Muslim) Wanita Solihah merupakan penentram batin.Penyemangat jiwa dikala susah.Tutur katanya menetramkan batin.Apabila dipandang menyejukkan hati, bukan karna parasnya tapi karna perbuatannya.
Posting Komentar
Tolong komentarnya yang berhubungan dengan artikel yang ada...
Komentar yang mengarah ke tindakan SPAM akan di hapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter
www.ebitz-id.blogspot.com